Posted by : Unknown
Jumat, 19 Oktober 2018
1.1.
Identifikasi Proyek
Identifikasi proyek adalah Informasi yang
akurat, dapat diandalkan dan mencukupi sangat dibutuhkan supaya:
1)
Perencanaan
dapat berjalan efektif dan efisien.
2)
Waspada
terhadap semua faktor dan kejadian yang dapat mempengaruhi proyek, misalnya
konteks lokasi proyek.
3)
Memahami
penyebab masalah atau isu yang berkembang.
4)
Mengetahui
apa yang sudah dikerjakan orang lain, guna menghindari duplikasi dan melihat
peluang kerjasama yang dibutuhkan.
5)
Menjelaskan
langkah yang paling sesuai untuk menanggapi kebutuhan atau
mengatasipermasalahan.
6)
Membenarkan
masukan dan penggunaan sumberdaya. (faisal, 2016).
Langkah pertama dalam siklus proyek adalah
mengidentifikasi isyu yang mungkin dapat ditangani oleh suatu proyek. Biasanya
untuk ini diperlukan ‘penilian kebutuhan’ untuk mengetahui apa saja kebutuhan
masyarakat dan siapa saja yang terpengaruh. Hanya pada waktu kita mengetahui
apa yang dibutuhkan oleh masyarakat, kita dapat merancang proyek yang efektif.
‘Penilaian Kebutuhan’ ditindak lanjuti dengan ‘penilaian kapasitas’ untuk
mengetahui kekuatan apa saja yang dimiliki oleh masyarakat tersebut yang dapat
digunakan untuk menangulangi masalah yang ada.Proyek harus bertujuan untuk
memperkuat kelemahan yang ada. Beberapa orang memilih untuk mengunakan istilah
‘appreciative enquiry’ dari pada ‘penilaian kebutuhan’ dan ‘penilaian
kapasitas’. Dalam hal ini, proses dimulai dengan ‘penilaian kapasitas’ dengan
bertanya kepada masyarakat untuk mengidentifikasi sumber daya yang dimiliki dan
harapan mereka untuk mengunakannya di kemudian hari.
1.2.
Formulasi proyek
Formulasi kebijakan publik adalah langkah yang
paling awal dalam proses kebijakan public secara keseluruhan. Oleh karenanya,
apa yang terjadi pada fase ini akan sangat menentukan berhasil tidaknya
kebijakan publik yang dibuat itu pada masa yang akan datang.
Menurut
Anderson (Dalam Winarno, 2007 : 93) formulasi kebijakan menyangkut upaya
menjawab pertanyaan bagaimana berbagai alternatif disepakati untuk masalah
masalahyang dikembangkan dan siapa yang berpartisipasi.
Lindblom (dalam Solichin Abdul Wahab,
1997:16)mendefinisikan formulasi kebijakan publik ( public policy making ) merupakan proses politik yang
amat kompleks dan analisis dimana tidak mengenal saat dimulai dan diakhirinya
dan batas dariproses itu sesungguhnya yang paling tidak pasti,serangkaian
kekuatan yang agak kompleks itu kita sebut sebagai pembuatan kebijakan publik,
itulah yang kemudian membuahkan hasil yang disebut kebijakan.
formulasi memiliki 5 tahap implementasi
sebagai berikut :
Tahap I
Pengumpulan dan Analisis Keterangan Strategis. Adalah
tugas para eksekutif organisasi untuk dapat menilai kecenderungan-kecenderungan
yang terjasi pada saat ini dan yang akan datang baik dari segi eksternalnya
(pasar, persaingan, teknologi, regulasi, dan keadaan ekonomi) maupun segi internalnya
(nilai organisasi, keunggulan dan kemampuan, hasil produkdan pasar,dan
kebijakan strategis yang lalu)
Tahap II
Formulasi Strategi. Tim ini pulalah harus memeriksa
beberapa masa depan alternatif dan menyeleksinya serta menciptakan profil atau
visi strategis yang berfokuskan pada ke sembilan pertanyaan tersebut. Kekuatan
formulasi sangat tergantung pada kekuatan proses yang dilalui atau yang dialami
oleh tim dalam membuat keputusan.
Tahap III
Perencanaan Proyek Induk Strategis. Dengan menggunakan metode
management proyek yang canggih dan benar dimana rencana disusun, dijelaskan,
diprioritaskan, ditahap-tahapkan, dijadwalkan, disumberdayakan dan
diimplementasikan serta dipantau (diawasi), maka proyek-proyek tersebut dapat
dioptimalkan dalam suatu portofolio.
Tahap IV
Implementasi Strategi. Tahap ini adalah tahap pelaksanaan
(implementasi) yang mana kualitas suatu proyek sangat diharuskan.Untuk itu
dibutuhkan suatu sistem komunikasi yang handal, cepat dan akurat yang dimulai
dari tingkat rendah (lower management) hingga ke tingkat yang tinggi (top
management).
Tahap V
Pemantauan, Peninjauan dan Pembaharuan Strategi.Di tahap
ini dibutuhkan indikator internal (kemajuan di bidang tujuan dan langkah
strategis, kemajuan proyek) maupun indikator eksternal (validitas asumsi dasar
yang menjadi penciptaan visi).Umpan balik (feedback) dari berbagai sumber
kegiatan baik untuk jangka pendek, menengah maupun panjang harus dioptimalkan
secara terus menerus.
1.3.
Mind Maping
Pengertian mind
maping
Maping pertama kali dikembangkan oleh
Tony Buzan, seorang Psikolog dari Inggris. Beliau adalah penemu Mind Map
(Peta Pikiran), Ketua Yayasan Otak, pendiri Klub Pakar (Brain Trust) dan
pencipta konsep Melek Mental. Mind map diaplikasikan di bidang pendidikan, seperti
teknik, sekolah, artikel serta menghadapi ujian
Mind
maping dapat diartikan sebagai proses memetakan pikiran untuk menghubungkan
konsep-konsep permasalahan tertentu dari cabang-cabang sel saraf membentuk
korelasi konsep menuju pada suatu pemahaman dan hasilnya dituangkan langsung di
atas kertas dengan animasi yang disukai dan gampang dimengerti oleh pembuatnya.
Sehingga tulisan yang dihasilkan merupakan gambaran langsung dari cara kerja
koneksi-koneksi di dalam otak.
Mind maping adalah cara mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah,
menangkap berbagai pikiran dalam berbagai sudut. Mind maping mengembangkan cara
berpikir divergen dan berpikir kreatif. Mind mapping yang sering kita sebut
dengan peta konsep adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat yang
juga merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan
mengambil informasi itu ketika dibutuhkan (Tony Buzan , 2008:4).
Menurut Tony Buzan, Mind Maping dapat membantu kita untuk banyak hal seperti :
merencanakan, berkomunikasi, menjadi lebih kreatif, menyelesaikan masalah,
memusatkan perhatian, menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran, mengingat
dengan baik, belajar lebih cepat dan efisien serta melatih gambar keseluruhan.
Manfaat Mind Maping
Ditinjau dari segi waktu Mind maping juga
dapat mengefisienkan penggunaan waktu dalam mempelajari suatu informasi.Hal ini
utamanya disebabkan karena metode ini dapat menyajikan gambaran menyeluruh atas
suatu hal, dalam waktu yang lebih singkat. Dengan kata lain, Mind maping mampu
memangkas waktu belajar dengan mengubah pola pencatatan linear yang memakan
waktu menjadi pencatatan yang efektif yang sekaligus langsung dapat dipahami
oleh individu.
Beberapa manfaat metode pencatatan
menggunakan Mind mapping, antara lain:
1. Tema
utama terdefinisi secara sangat jelas karena dinyatakan di tengah.
2. Level
keutamaan informasi teridentifikasi secara lebih baik. Informasi yang memiliki
kadar kepentingan lebih diletakkan dengan tema utama.
3. Hubungan
masing-masing informasi secara mudah dapat segera dikenali.
4. Lebih
mudah dipahami dan diingat.
5. Informasi
baru setelahnya dapat segera digabungkan tanpa merusak keseluruhan struktur
Mind mapping, sehingga mempermudah proses pengingatan.
6. Masing-masing
Mind mapping sangat unik, sehingga mempermudah proses pengingatan.
7. Mempercepat
proses pencatatan karena hanya menggunakan kata kunci.
Kelebihan mind mapping
a) Cara
ini cepat
b) Teknik
dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda
c) Proses
mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.
d) Diagram
yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.
Kekurangan mind mapping:
a) Hanya
siswa yang aktif yang terlibat
b) Tidak
sepenuhnya murid yang belajar.
c) Jumlah
detail informasi tidak dapat dimasukkan
Agar dapat memenuhi fungsi-fungsi
di atas maka informasi dalam Mind Map disajikan dengan cara menggabungkan kata
dan gambar. Kata yang dipilih merupakan kata kunci (keyword) yang dapat
memberikan efek stimulasi baik dalam logika berpikir maupun secara emosional.
Sedangkan gambar yang dipilih disesuaikan dengan asosiasi terhadap kata kunci
sehingga berfungsi mengaktifkan kelima indra dan kreativitas. Lewat penggunaan
gambar, informasi yang dicatat seolah-olah bisa didengarkan, disentuh,
dirasakan, dicium dan dilihat.
(http://nyapoaku321.blogspot.co.id/2016/08/pengembangan-ide-proyek.html)
(http://febrinputragandhira.blogspot.co.id/2016/07/pengembangan-ide-proyek.html)