Archive for Oktober 2018
BAB VI
ANALISIS RANCANGAN KERJA PROYEK
1.1.
Pengertian analisis dan
rancangan
Perencanaan
adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai
tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan
tak akan dapat berjalan.
Analisis
adalah penguraian pokok atau berbagai bagian dan penelaahan bagian itu sendiri
serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan
pemahaman arti keseluruhan. Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai
penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian
komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi
permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang
terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan
perbaikan-perbaikan. Proyek adalah serangkaian aktifitas temporer dalam usaha
melakukan dan mencapai tujuan unik (Schwalbe K, 2002).
1.2.
Model lengkap dan cocok
Pembelajaran berbasis proyek atau tugas adalah
metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam dalam
pengumpulan dan mengintegrasi pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam
beraktifitas secara nyata.
1.
Rencanakan
sebuah pekerjaan dengan pertimbangan yang logis.
Penyusunan
sebuah skema yang efektif untuk sebuah proyek mungkin terlihat sebagai sebuah
pekerjaan yang berat. Pada prakteknya, penyusunan skema proyek ini sebenarnya
adalah sebuah prosedur yang sangat penting. Penyusunan skema proyek dilakukan
atas dasar pertimbangan yang logis mengenai apa saja yang diperlukan untuk
mencapai hasil yang diinginkan, sesuai jadwal dan menggunakan biaya yang lebih
rendah daripada anggarannya.
2. Siapkan sebuah daftar untuk pemeriksaan hasil kerja.
Meskipun masing-masing
direktur mungkin mempunyai pendekatan dan cara pemantauan proyek yang
berbeda-beda, beberapa jenis industri, perusahaan, dan bisnis biasanya
menggunakan daftar pemeriksaan sebagai landasan awal untuk menyusun rencana
kerja bagi proyek mereka.
3. Susunlah rencana secara rinci.
Penyusunan rencana
proyek yang baik dapat dilakukan dengan menentukan apa saja langkah-langkah
yang harus dilakukan dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi:
a. Tujuan
dan sasaran harus dinyatakan dengan jelas dan singkat, untuk mengarahkan
pengembangan proyek dan menetapkan cara pengukuran yang akan digunakan dalam
mengevaluasi pertumbuhan dan hasil-hasil yang telah dicapai.
b. Pelajari
secara khusus jika ada sudah pernah ada proyek yang sama, dan lakukan
penelitian tentang kesalahan-kesalahan atau masalah apa saja yang harus
diwaspadai agar tidak terjadi lagi kesulitan yang sama pada saat menyelesaikan
proyek yang sedang berjalan.
c. Anggaran
proyek yang sudah ditentukan tetap harus bisa disesuaikan agar proyek yang
direncanakan bisa berhasil dengan biaya yang lebih rendah daripada anggarannya.
Hitunglah berapa jumlah dana yang sudah tersedia dan besarnya kebutuhan dana
untuk proyek ini.
d. Anggota
kelompok harus memahami fungsi dan kewajiban mereka, dan harus mampu untuk
memenuhi secara efektif apa yang dibutuhkan oleh proyek ini. Mereka harus
memahami bahwa keberhasilan proyek sangat tergantung pada mereka.
4. Lakukanlah analisis risiko. Rancangan
sebuah proyek yang efisien membutuhkan sebuah analisis atas risiko yang mungkin
timbul. Setiap faktor risiko harus diperhitungkan/dianalisis. Ketahuilah apa
bahaya yang mungkin harus dihadapi, kerugian-kerugian yang mungkin terjadi dari
proyek ini dan bagaimana cara mencegahnya.
5. Lakukanlah penyesuaian selama proyek berjalan. Setelah
rencana proyek disusun, lakukan peninjuauan dan penyesuaian
yang dibutuhkan sampai rencana ini dipastikan bisa terlaksana dan mencapai
hasil yang diinginkan.
6. Siapkan sebuah jadwal kerja dalam format yang jelas
yang mampu memberikan target waktu dari seluruh pekerjaan. Penentuan
target waktu untuk pencapaian hasil ini akan dipengaruhi oleh kualitas dan
kompleksitas dari proyek.
7. Buatlah kesepakatan terlebih dahulu. Rincian
atau struktur dari rencana proyek (begitu juga dengan rencana dari setiap orang
yang mempunyai kepentingan yang sama) harus disetujui oleh direktur, bagian
pembelian dan pimpinan dari pengelola proyek.
8. Lakukan pemeriksaan ulang atas finalisasi rencana
proyek. Langkah
terakhir ini hanyalah penutup dari penyusunan rencana proyek yang efektif. Dan
merupakan langkah awal dari pelaksanaan proyek.
1.3.
Ketepatan asumsi
Asumsi
adalah peluang, artinya kita bisa banyak belajar tentang kesadaran, baik itu
bentuk bentuk kejiwaan ataupun cara pikir atau pemikiran yang berragam, dengan
tujuan memperkaya khazanah keilmuan dan kesadaran dalam diri kita. Hal seperti
ini sangat bertolak belakang dengan cara pandang benar-salah dan maksud maksud
dari ego ontologis, sebab, yang seperti ini adalah perjalanan kemakhluqan kita.
Persyaratan
yang harus dipenuhi penerapan analisis jaringan kerja antara lain:
1. Model
harus lengkap. Analisis jaringan kerja merupakan model yang kompleks yaitu
mencakup informasi kegiatan, informasi sumber daya yang dibangun dalam diagram
jaringan kerja (network diagram).
2. Model
harus cocok. Tentunya diagram jaringan kerja proyek pelatihan guru berlaku
untuk proyek itu sendiri, tidak untuk proyek pembangunan jembatan.
3. Asumsi
yang dipakai tepat. Analisis jaringan kerja harus menggunakan asumsi, karena
ketepatan asumsi sangat mempengaruhi keberhasilan analisis jaringan kerja.
1.4.
Sikap Pelaksanaan
- Memberi pegangan bagi pelaksana mengenai alokasi sumberdaya untuk melaksanakan kegiatan
- Sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek
- Dasar pengaturan alokasi sumberdaya
- Pendorong para perencana dan pelaksana melihat ke depan dan menyadari pentingnya unsur waktu
- Pegangan dan tolok ukur fungsi pengendalian
Sumber
:
http://kurniawan-tkj16.blogspot.com/2016/07/analisis-rancangan-kerja-proyek.html
BAB VI ANALISIS RANCANGAN KERJA PROYEK
1.1. Tujuan analisis
proyek
Membantu
mengambil keputusan dalam menentukan pemilihan penanaman investasi di dalam
suatu proyek yang tepat, dari berbagai alternatif yang dapat dilaksanakan.
1.2. Jenis
analisis proyek
Analisis finansial dilakukan untuk kepentingan individu atau
lembaga yang menanamkan modalnya dalam proyek tersebut, misalnya petani,
wiraswastawan atau perusahaan
2. Analisis ekonomi lebih ditujukan untuk melihat manfaat yang
diperoleh oleh masyarakat luas, atau perekonomian sebagai suatu sistem
keseluruhan.
1.3. Menentukan
topik
Hal-hal
yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik (Rohman, 2011). Dari
manapun sumber topik diperoleh keputusan dan penentuan terakhir terletak pada
mahasiswa sendiri. Oleh karena itu, sebelum topic ditentukan, dia harus
terlebih dahulu menanyakan beberapa hal kepada dirinya sendiri, sebagai
berikut
- Apakah topic tersebut dapat dijangkau, dikuasi (manageable topic)?
- Apakah bahasa-bahasa/data-data tersedia secukupnya (obtainable data)?
- Apakah topic tersebut penting untuk diteliti (significance of topic)?
- Apakah topic tersebut cukup menarik minat untuk diteliti dan dikajikan (interested topic)?
1.4. Manageble
topic (Topik terjangkau)
Salah satu saran yang sangat simpatik adalah “jangan sekali-kali
melakukan apapun yang ada di luar jangkauan kemampuan diri sendiri”.
Dengan demikian,
hal-hal di bawah ini perlu diperhatikan:
- Apakah latar belakang pengetahuan, kecakapan, dna kemampuan diri sendiri, sudah cukup untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan topic yang akan dikerjakan?
- Apakah waktu, dana telah dipikirkan dengan masak dan mencukupi?
- Apakah topic tersebut dapat memperoleh konsultan/pembimbing dengan mudah?
- Apakah tidak ada hambatan-hambatan dari pihak-pihak lain, berkenaan dengan topic tersebut? Suatu penelitian tidak akan berhasil dengan memuaskan bilamana mahasiswa tidak mempunyai bekal pengetahuan juga kecakapan tentang cara-cara mencari dan mengolah data yang telah terkumpul.
1.5. Obtainable data (Data mudah diperoleh)
Setiap
penelitian memiliki topic atau pokok masalah tertentu.Tiga kriteria yang perlu
dipenuhi untuk mengangkat suatu topik menjadi suatu masalah penelitian yaitu
manageable topic, significant topic, dan interesting topic. Suatu masalah
memenuhi kriteria manageable topic apabila :
- Masalah atau topik itu dikuasai oleh peneliti. Peneliti memiliki latar belakang pengetahuan atau kecakapan yang cukup untuk memecahkan masalah itu.
- Untuk memecahkan masalah itu ada waktu dan biaya yang cukup.
- Ada konsultan untuk memecahkan masalah itu.
- Ada pihak yang dapat diajak bekerjasama untuk meneliti masalah itu. (Dani, 2013)
1.6. Significancy of
topic (Penting untuk dikerjakan)
Suatu
penelitian ilmiah tentu berawal dari pemilihan topik yang akan diteliti. Dalam bidang
sejarah, topik penelitian harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya :
- Topik itu harus menarik (interesting topic), dalam arti menarik sebagai obyek penelitian. Dalam hal ini termasuk adanya keunikan (uniqueness topic).
- Substansi masalah dalam topik harus memiliki arti penting (significant topic), baik bagi ilmu pengetahuan maupun bagi kegunaan tertentu.
- Masalah yang tercakup dalam topik memungkinkan untuk diteliti (manageable topic). Persyaratan ini berkaitan dengan sumber, yaitu sumber-sumbernya dapat diperoleh.
1.7. Interested topic
(menarik untuk diteliti)
Masalah
adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada seorangpun
yang tak luput dari masalah baik masalah yang sifatnya ringan ataupun masalah
yang sifatnya berat. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus
dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan
dengan suatu yang diharapkan dengan baik.
1. Apakah topik tersebut
secara pribadi menarik minat dan semangat peneliti
2. Apakah topik tersebut
dapat menimbulkan rasa ingin tahu (curiousity) secara ilmiah
3. Apakah menarik untuk
dapat mengarahkan pada kebenaran ilmiah
Sumber
: http://blogenyongkeh.blogspot.com/2017/01/analisis-topik-proyek-tkj.html
BAB V ANALISIS TOPIK KERJA PROYEK
1. Kita masuk dulu sebagai superuser atau root.
2. Buka file konfigurasinya, ada di direktori /etc/network , file konfigurasi bernama interfaces.
Buka dengan perintah #pico /etc/network/interfaces
3. Edit script pada file tersebut menjadi seperti pada gambar dibawah ini.
untuk IP disini kita mengkonfigurasi IP static, karena ini server kita menggunaan IP static
jika sudah, save file konfigurasinya
2. Buka file konfigurasinya, ada di direktori /etc/network , file konfigurasi bernama interfaces.
Buka dengan perintah #pico /etc/network/interfaces
3. Edit script pada file tersebut menjadi seperti pada gambar dibawah ini.
untuk IP disini kita mengkonfigurasi IP static, karena ini server kita menggunaan IP static
jika sudah, save file konfigurasinya
address 192.168.1.2
nemask 255.255.255.0
network 192.168.1.0
broadcast 192.168.10.255
gateway 192.168.1.1
network 192.168.1.0
broadcast 192.168.10.255
gateway 192.168.1.1
4. Langkah selanjutnya, restart aplikasi networkingnya dengan perintah #service networking restart
dan sudah selesai memberikan ip kepada komputer kita
Jika kurang jelas bisa lihat tutorial vidio di bawah ini :
Sumber : Google
Youtube
Tutorial cara konfigurasi IP Di Terminal Debian 7
1. Antenna Directional
Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth, yaitu punya sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan tidak bisa menjangkau area yang luas, antena directional mengirim dan menerima sinyal radio hanya pada satu arah, umumnya pada fokus yang sangat sempit, dan biasanya digunakan untuk koneksi point to point, atau multiple point, macam antena direktional seperti antena grid, dish “parabolic”, yagi, dan antena sectoral.
Pola radiasi antena Directional :
Pola radiasi antena Directional :
Grid Antena
Antenna Grid Wifi 2,4 GHz dengan Gain 21 Db, sangat cocok digunakan untuk Antenna Wifi Anda. Bisa digunakan untuk Point to Point, atau Klien dari Akses Point anda. Sangat cocok digunakan untuk antenna Klien Rt-Rw Net anda sehingga bisa menekan biaya Investasi awal klien anda.
Antena grid memiliki kekuatan sinyal hingga 24 dB, sementara antena parabolic hingga 18 dB. menambah gain antena, namun akan membuat pola pengarahan antena menjadi lebih sempit.
.
Yagi Antena
Antena Yagi adalah jenis antena radio atau televisi yang diciptakan oleh Hidetsugu Yagi. Antena ini dilengkapi dengan pengarah dan pemantul yang berbentuk batang.
Antenna Yagi terdiri dari tiga bagian, yaitu:
Driven adalah titik catu dari kabel antenna, biasanya panjang fisik driven adalah setengah panjang gelombang dari frekuensi radio yang dipancarkan atau diterima.
Reflektor adalah bagian belakang antenna yang berfungsi sebagai pemantul sinyal,dengan panjang fisik lebih panjang daripada driven.Director adalah bagian pengarah antena, ukurannya sedikit lebih pendek daripada driven. Penambahan batang director akan
Antena Sectoral
Antena Sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectional. Yang juga digunakan untuk Access Point to serve a Point-to-Multi-Point (P2MP) links. Beberapa antenna sectoral dibuat tegak lurus , dan ada juga yang horizontal.
Antena sectoral mempunyai gain jauh lebih tinggi dibanding omnidirectional antena di sekitar 10-19 dBi. Yang bekerja pada jarak atau area 6-8 km. Sudut pancaran antenna ini adalah 45-180 derajat dan tingkat ketinggian pemasangannya harus diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam penangkapan sinyal.
Antena sectoral mempunyai gain jauh lebih tinggi dibanding omnidirectional antena di sekitar 10-19 dBi. Yang bekerja pada jarak atau area 6-8 km. Sudut pancaran antenna ini adalah 45-180 derajat dan tingkat ketinggian pemasangannya harus diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam penangkapan sinyal.
Pola pancaran yang horisontal kebanyakan memancar ke arah mana antenna ini di arahkan sesuai dengan jangkauan dari derajat pancarannya, sedangkan pada bagian belakang antenna tidak memiliki sinyal pancaran.
Antenna sectoral ini jika di pasang lebih tinggi akan menguntungkan penerimaan yang baik pada suatu sector atau wilayah pancaran yang telah di tentukan.
Antenna sectoral ini jika di pasang lebih tinggi akan menguntungkan penerimaan yang baik pada suatu sector atau wilayah pancaran yang telah di tentukan.
Antena Parabolik
Antena Parabolik Dipakai untuk jarak menengah atau jarak jauh dan Gain-nya bisa antara 18 sampai 28 dBi dan jenis antena ini juga bisa tersambung dengan jaringan Wifi Kalu kedua antena tersebut saling berhadapan.
2. Antenna Omnidirectional
Antena omnidirectional,yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal ke segala arah dengan daya sama.Untuk menghasilkan cakupan area yang luas,gain dari antena omnidirectional harus memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar,dengan mengabaikan pola pemancaran ke atas dan ke bawah,sehingga antean dapat di letakan di tengah-tengah base station.Dengan demikian,keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak.Namun,kesulitannya adalah pada pengalokasian frequensi untuk setiap sel agar tidak terjadi interferensi.Antena jenis ini biasanya di gunakan pada lingkup yang mempunyai base station terbatas dan cenderung untuk posisi pelanggan yang melebar.
Antena omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal 360-derajat yang tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal mempunyai gain sekitar 3-12 dBi. Yang digunakan untuk hubungan Point-To-Multi-Point ( P2Mp) atau stu titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran. Yang baik bekerja dari jarak 1-5 km, akan menguntungkan jika client atau penerima menggunalan directional antenna atau antenna yang ter arah.Yang ditunjukkan di bawah adalah pola pancaran khas RFDG 140 omnidirectional antena. Radiasi yang horisontal dengan pancaran 360-derjat. Radiasi yang horisontal pada dasarnya E-Field.yang berbeda dengan, polarisasi yang vertikal adalah sangat membatasi potongan sinyal yang di pancarkan. Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360 derjat, sedamgkan pada bagian atas antena tidak memiliki sinyal radiasi.
Pola radiasi dari antenna Omni :
sumber : Google(1)
Antenna Directional & Omnidirectiona
1.1. Manajer proyek (Project
manager)
PM
adalah posisi pertama yang harus diisi. Pekerjaan ini diisi ketika proyek masih
sekilas di mata orang, karena PM yang pertama menentukan apakah sebuah proyek
dapat dikerjakan atau tidak.
1.2. Pimpinan proyek
(Project leader)
Pimpinan
Proyek adalah posisi kedua yang harus diisi. Sangatlah baik jika PM memilih
orang ini. Pertama, PM harus bernegosiasi dengan Manajer Fungsional untuk
tugas-tugas PL, kemudian yakinkan PL untuk bergabung dalam tim. PL terdaftar
pada proposal karena banyak detail proposal dikerjakan oleh PL. Pekerjaan ini
sangat bersifat teknis, karenanya pilihlah ahli yang terbaik. Jangan mencari
orang yang tidak mempunyai pendirian. Lebih baik mencari orang yang dapat
mengingat pembuatan detail keseluruhan proyek tersebut. PL juga harus memiliki
kemampuan berkomunikasi yang baik. PL akan memimpin keseluruhan wawancara
dengan user dan menjadi pengawas harian bagi programmer.
1.3. Programmer
PM
dan PL akan mulai berpikir tantang siapa yang dapat membentuk tim pemrograman
dan bertanya pada Manajemen Fungsional (jika diperlukan) tentang kemampuan
orang-orang ini (Programmer). Kemudian, ketika kontrak ditandatangani, mulailah
mengumpulkan tim programmer Anda.
Pertama
pilihlah Programmer dengan kemampuan pemrogramannya. Sebagai tambahan carilah
keterangan tentang pengalaman mereka, tetapi bukan seseorang yang sudah
melakukan hal yang sama selama 5 kali berturut-turut – orang ini akan bosan.
Jika kandidat tersebut tidak memiliki pengalaman yang sesuai, hal lain yang
dapat dipertimbangkan adalah latar belakang tentang sistem operasi, atau hal
lainnya
Macam-macam programmer
1. Programmer
ahli (The guru programmer)
Gaya
hidup baru telah berevolusi sejak komputer ditemukan. Hal ini adalah Programmer
Ahli atau “Hacker”. Orang ini bekerja secara misterius, pada jam-jam yang aneh;
suka menentang dan tidak mau diatur, hanya ingin mengerjakan tugas sesuai
dengan keinginanya. Tetapi ahli dalam bidangnya, dapat membuat program
tugas-tugas yang rumit 10 kali lebih cepat dari orang lain. Disarankan jika
Anda memiliki orang ini, organisasikan sebuah tim dan 1 ahli ini dikelilingi
oleh para pemula. Hal ini akan sukses jika ahli tersebut senang menjelaskan
sesuatu kepada orang lain (seperti yang biasa mereka lakukan) – para pemula
akan belajar dari ahli ini.
2. Programmer
pemula (The junior Programmer)
Programmer
pemula biasanya memiliki bakat dan mempunyai keinginan untuk membuktikan diri
mereka. Ada dua keahlian, bagaimanapun itu tidak selalu diajarkan di sekolah :
komunikasi tim dan komunikasi manajemen. Selalu ada kompetisi di sekolah.
Bahkan pada sebuah tim proyek, para siswa tidak membantu diantara sesama
mereka. Mereka mungkin tidak diajarkan untuk berbagi pekerjaan kepada anggota
tim yang lain. Dalam sebuah perusahaan seorang anggota tim hanya berhasil jika
keseluruhan tim berhasil.
sumber : https://rizkyafdal88.wordpress.com/2016/06/13/tugas-tanggung-jawab-masing-masing-anggota-tim-proyek/
sumber : https://rizkyafdal88.wordpress.com/2016/06/13/tugas-tanggung-jawab-masing-masing-anggota-tim-proyek/
BAB IV Tugas dan Tanggung Jawab Masing-masing Anggota Tim Kerja Proyek
1.1. Kebutuhan
pelanggan
Kebutuhan
pelanggan adalah keinginan seseorang atau lembaga akan barang ataujasa yang
ditawarkan oleh penjual secara berkesinambungan.
Ada
tiga tingkatan atau harapan pelanggan yaitu sebagai berikut :
1. Asumsi
2. Spesifikasi
3. Kesenangan
1.2. Kepuasan pelanggan
Kepuasan
pelanggan merupakan tanggapan emosional pelanggan setelah membeli suatu produk
barang atau jasa. Kepuasan pelenggan adalah suatu tingkatan dimana kebutuhan,
keinginan dan harapan dari pelenggan dapat terpenihi yang akan mengakibatkan
terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut (Band, 1991). Faktor
yang paling penting untuk menciptakan kepuasan konsumen adalah kinerja dari
agen yang biasanya diartikan dengan kualitas dari agen tersebut
1.3. Pangsa pasar
Pangsa
pasar adalah adalah (market segment) bagian dari keseluruhan permintaan suatu
barang yang mencerminkan golongan konsumen menurut ciri khasnya, seperti dari
tingkat pendapatan, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan juga status sosial.
Market share ialah bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan dan seluruh
potensi jual, biasanya dinyatakan dalam persentase. Atau Pangsa pasar (market
share) adalah persentase total dari penjualan suatu perusahaan (dari seluruh
sumber) dengan total penjualan jasa ataupun produk dalam industri.
1.4.
Faktor-faktor dalam kebutuhan pelanggan
1. Faktor
eksternal
a) Keluarga
Keluarga terdiri dari keluarga inti ditambah dengan
orang-orang yang mempunyai ikatan saudara dengan keluarga tersebut, seperti
kakek, nenek, paman, bibi, dan menantu
b) Kelas
Sosial
Pengertian kelas sosial menurut Kotler (1993:225)
adalah : “Bagian yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat
yang tersusun secara hirarki dan yang keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan
prilaku yang sama” Lapisan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan
sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu, tetapi ada pula yang dengan
sengaja disusun untuk mengejar suatu
tujuan bersama. Alasan yang digunakan bagi tiap-tiap masyarakat berbeda-beda,
ada yang berdasarkan pada keturunan, kepandaian, kekayaan dan lain-lain.
c)
Kebudayaan
Kebudayaan menurut Kotler ( 1990: 179) adalah :
“Faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.”
Mempelajari perilaku konsumen sama artinya dengan mempelajari perilaku manusia,
sehingga perilaku konsumen dapat juga ditentukan oleh kebudayaan, yang
tercermin pada cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam memilih bermacam-macam
produk di pasar.
d)
Kelompok Referensi
Kelompok
referensi menurut Kotler dan Armstrong (1997:161) adalah : “Kelompok -kelompok
yang memiliki pengaruh langsung atau
pengaruh tidak langsung pada sikap dan prilaku seseorang.” Kelompok referensi
mempengaruhi perilaku seseorang dalam
pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku
Anggota kelompok referensi sering menjadi penyebar pengaruh dalam hal selera.
Oleh karena itu konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik prilaku fisik
maupun mentalnya. Yang termasuk kelompok referensi ini antara lain; serikat
buruh, team olahraga, perkumpulan agama, kesenian dan lain sebagainya.
2. Faktor
internal
a)
Motivasi
Motivasi menurut Schiffman dan Kanuk (1 991 : 184)
adalah : “The driving force within individual that impuls then to action ‘‘
Yang artinya : kekuatan penggerak yang menyebabkan atau memaksa seseorang untuk
bertindak atau melakukan kegiatan. Kekuatan penggerak tersebut diakibatkan oleh
rasa ketegangan yang merupakan hasil dari akibat tidak terpenuhinya kebutuhan.
Setiap manusia secara pribadi baik secara sadar maupun tidak sadar akan
berusaha untuk mengurangi rasa ketegangan melalui tingkah laku mereka dalam
memenuhi kebutuhannya dan sekaligus untuk mengurangi rasa ketegangan mereka.
Seseorang akan mencoba memuaskan kebutuhan yang pertama seperti makan, minum
dan tempat tinggal Apabila kebutuhan yang pertama sudah terpenuhi, barulah ia
akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang lain .
Hirarki- kebutuhan menurut Abraham Maslow yang
dikutip oleh Kotler (1993:43-56), adalah sebagai berikut :
1) Kebutuhan
fisiologis, misalnya; makan, minum, tempat tinggal dan sebagainya.
2) Kebutuhan
akan keselamatan, misahya; perlindungan dari bahaya, ancaman, perasaan aman dan
lain sebagainya
3) Kebutuhan
sosial, misalnya; perasaan menjadi anggota lingkungan, cinta kekeluargaan,
kesenangan, pengakuan orang lain atau kelompok.
4) Kebutuhan
akan penghargaan, misalnya; harga diri, status dan reputasi.
5) Kebutuhan
pernyataan din, misalnya; pengembangan dan perwujud diri, penyelesaian
pekerjaan dan kreatifitas.
b
) Persepsi
b
) Persepsi
Persepsi menurut Kotler (1993:240) adalah : “Proses
dimana seseorang memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran
yang berarti dari dunia ini”.
Faktor utama dalam persepsi yaitu:
1) Stimulus
faktor Yaitu faktor yang merupakan sifat fisik suatu obyek seperti ukuran,
warna dan ketajaman.
2) Individual
faktor. Yaitu faktor yang merupakan sifat-sifat individual yang tidak hanya
meliputi proses, tetapi juga pengalaman diwaktu yang lampau pada hal yang sama.
Dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap produk dapat berbeda dengan persepsi orang lain.
c) Sikap
Sikap menurut Kotler dan Armstrong
(1997:173) adalah : “Evaluasi, peranan dan kecenderungan seseorang yang
konsisten menyukai atau suatu objek atau
gagasan”. Sikap konsumen berdasarkan pada pandangan terhadap proses belajar
baik dari pengalaman ataupun orang lain. Sikap setiap orang berbeda-beda
menurut bagaimana cara seseorang memandang atau menilai sesuatu dan diharapkan bahwa sikap seseorang
dapat menentukan prilaku dari orang tersebut dan dari sikap seseorang juga
diharapkan dapat mengetahui cara
berpikir seseorang yang dipengaruhi tingkat pmdidikannya.
Sikap
menurut Winardi (I 991 : 135) adalah : “Suatu keadaan mudah terpengaruh yang
dipelajari untuk bereaksi dengan cara yang
positif atau positif secara konsisten sehubungan dengan obyek tertentu”.
Secara umum sikap dibentuk oleh informasi yang diperoleh seseorang melalui pengalaman masa lalu dan
hubungan dengan kelompok acuan mereka (keluarga dan kelas sosial).
d) Kepribadian
Kepribadian menurut Swastha dan Handoko (1997:170)
adalah : “Karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang
memandang respomya terhadap lingkungan yang relatif konsisten “. Kepribadian
seseorang dapat dikatakan sama seperti percaya diri, menghargai sesama,
bersifat sosial, berjiwa romantis dan sebagainya
e) Belajar
Belajar menggmbarkan perubahan
dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali
perilaku manusia diperoleh dari
mempelajari sesuatu. Menurut Swastha dan Handoko (1 987:84) definisi belajar
adalah : “Belajar adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai
basil akibat adanya pengalaman perubahan-perubahan perilaku tersebut, bersifat
tetap atau permanen dan bersifat lebih fleksibel.
Sumber : http://muhammadalifainul.blogspot.com/2016/09/customer-needskebutuhan-pelanggan.html?m=1
Sumber : http://muhammadalifainul.blogspot.com/2016/09/customer-needskebutuhan-pelanggan.html?m=1