Recent Blog Post

Archive for Oktober 2018


  • BAB VI
    ANALISIS RANCANGAN  KERJA PROYEK
    1.1. Pengertian  analisis dan rancangan
    Perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan tak akan dapat berjalan.
    Analisis adalah penguraian pokok atau berbagai bagian dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Analisis Sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan. Proyek adalah serangkaian aktifitas temporer dalam usaha melakukan dan mencapai tujuan unik (Schwalbe K, 2002).
    1.2. Model lengkap dan cocok                                                                   
    Pembelajaran berbasis proyek atau tugas adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam dalam pengumpulan dan mengintegrasi pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata.
    1.      Rencanakan sebuah pekerjaan dengan pertimbangan yang logis. 
    Penyusunan sebuah skema yang efektif untuk sebuah proyek mungkin terlihat sebagai sebuah pekerjaan yang berat. Pada prakteknya, penyusunan skema proyek ini sebenarnya adalah sebuah prosedur yang sangat penting. Penyusunan skema proyek dilakukan atas dasar pertimbangan yang logis mengenai apa saja yang diperlukan untuk mencapai hasil yang diinginkan, sesuai jadwal dan menggunakan biaya yang lebih rendah daripada anggarannya.
    2.      Siapkan sebuah daftar untuk pemeriksaan hasil kerja. 
    Meskipun masing-masing direktur mungkin mempunyai pendekatan dan cara pemantauan proyek yang berbeda-beda, beberapa jenis industri, perusahaan, dan bisnis biasanya menggunakan daftar pemeriksaan sebagai landasan awal untuk menyusun rencana kerja bagi proyek mereka.
    3.      Susunlah rencana secara rinci. 
    Penyusunan rencana proyek yang baik dapat dilakukan dengan menentukan apa saja langkah-langkah yang harus dilakukan dan persyaratan-persyaratan yang harus dipenuhi:
    a.       Tujuan dan sasaran harus dinyatakan dengan jelas dan singkat, untuk mengarahkan pengembangan proyek dan menetapkan cara pengukuran yang akan digunakan dalam mengevaluasi pertumbuhan dan hasil-hasil yang telah dicapai.
    b.      Pelajari secara khusus jika ada sudah pernah ada proyek yang sama, dan lakukan penelitian tentang kesalahan-kesalahan atau masalah apa saja yang harus diwaspadai agar tidak terjadi lagi kesulitan yang sama pada saat menyelesaikan proyek yang sedang berjalan.
    c.       Anggaran proyek yang sudah ditentukan tetap harus bisa disesuaikan agar proyek yang direncanakan bisa berhasil dengan biaya yang lebih rendah daripada anggarannya. Hitunglah berapa jumlah dana yang sudah tersedia dan besarnya kebutuhan dana untuk proyek ini.
    d.      Anggota kelompok harus memahami fungsi dan kewajiban mereka, dan harus mampu untuk memenuhi secara efektif apa yang dibutuhkan oleh proyek ini. Mereka harus memahami bahwa keberhasilan proyek sangat tergantung pada mereka.
    4.  Lakukanlah analisis risiko. Rancangan sebuah proyek yang efisien membutuhkan sebuah analisis atas risiko yang mungkin timbul. Setiap faktor risiko harus diperhitungkan/dianalisis. Ketahuilah apa bahaya yang mungkin harus dihadapi, kerugian-kerugian yang mungkin terjadi dari proyek ini dan bagaimana cara mencegahnya.
    5.   Lakukanlah penyesuaian selama proyek berjalan. Setelah rencana proyek disusun,   lakukan peninjuauan dan penyesuaian yang dibutuhkan sampai rencana ini dipastikan bisa terlaksana dan mencapai hasil yang diinginkan.
    6.      Siapkan sebuah jadwal kerja dalam format yang jelas yang mampu memberikan target waktu dari seluruh pekerjaan. Penentuan target waktu untuk pencapaian hasil ini akan dipengaruhi oleh kualitas dan kompleksitas dari proyek.
    7.    Buatlah kesepakatan terlebih dahulu. Rincian atau struktur dari rencana proyek (begitu juga dengan rencana dari setiap orang yang mempunyai kepentingan yang sama) harus disetujui oleh direktur, bagian pembelian dan pimpinan dari pengelola proyek.
    8.  Lakukan pemeriksaan ulang atas finalisasi rencana proyek. Langkah terakhir ini hanyalah penutup dari penyusunan rencana proyek yang efektif. Dan merupakan langkah awal dari pelaksanaan proyek.
    1.3. Ketepatan asumsi
    Asumsi adalah peluang, artinya kita bisa banyak belajar tentang kesadaran, baik itu bentuk bentuk kejiwaan ataupun cara pikir atau pemikiran yang berragam, dengan tujuan memperkaya khazanah keilmuan dan kesadaran dalam diri kita. Hal seperti ini sangat bertolak belakang dengan cara pandang benar-salah dan maksud maksud dari ego ontologis, sebab, yang seperti ini adalah perjalanan kemakhluqan kita.
    Persyaratan yang harus dipenuhi penerapan analisis jaringan kerja antara lain:
    1.  Model harus lengkap. Analisis jaringan kerja merupakan model yang kompleks yaitu mencakup informasi kegiatan, informasi sumber daya yang dibangun dalam diagram jaringan kerja (network diagram).
    2.   Model harus cocok. Tentunya diagram jaringan kerja proyek pelatihan guru berlaku untuk proyek itu sendiri, tidak untuk proyek pembangunan jembatan.
    3.  Asumsi yang dipakai tepat. Analisis jaringan kerja harus menggunakan asumsi, karena ketepatan asumsi sangat mempengaruhi keberhasilan analisis jaringan kerja.
    1.4. Sikap Pelaksanaan
    1. Memberi pegangan bagi pelaksana mengenai alokasi sumberdaya untuk melaksanakan kegiatan
    2. Sarana komunikasi bagi semua pihak penyelenggara proyek
    3. Dasar pengaturan alokasi sumberdaya
    4. Pendorong para perencana dan pelaksana melihat ke depan dan menyadari pentingnya unsur waktu
    5. Pegangan dan tolok ukur fungsi pengendalian

    Sumber :
    http://kurniawan-tkj16.blogspot.com/2016/07/analisis-rancangan-kerja-proyek.html

    BAB VI ANALISIS RANCANGAN KERJA PROYEK


  • 1.1. Tujuan analisis proyek
    Membantu mengambil keputusan dalam menentukan pemilihan penanaman investasi di dalam suatu proyek yang tepat, dari berbagai alternatif yang dapat dilaksanakan.
    1.2. Jenis analisis proyek
    Analisis finansial dilakukan untuk kepentingan individu atau lembaga yang menanamkan            modalnya dalam proyek tersebut, misalnya petani, wiraswastawan atau perusahaan
    2.   Analisis ekonomi lebih ditujukan untuk melihat manfaat yang diperoleh oleh masyarakat luas, atau perekonomian sebagai suatu sistem keseluruhan.
    1.3. Menentukan topik
    Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan topik (Rohman, 2011). Dari manapun sumber topik diperoleh keputusan dan penentuan terakhir terletak pada mahasiswa sendiri. Oleh karena itu, sebelum topic ditentukan, dia harus terlebih dahulu menanyakan beberapa hal kepada dirinya sendiri, sebagai berikut
    1. Apakah topic tersebut dapat dijangkau, dikuasi (manageable topic)?
    2. Apakah bahasa-bahasa/data-data tersedia secukupnya (obtainable data)?
    3. Apakah topic tersebut penting untuk diteliti (significance of topic)?
    4. Apakah topic tersebut cukup menarik minat untuk diteliti dan dikajikan (interested topic)?

    1.4. Manageble topic (Topik terjangkau)
    Salah satu saran yang sangat simpatik adalah “jangan sekali-kali melakukan apapun yang ada di luar jangkauan kemampuan diri sendiri”.
    Dengan demikian, hal-hal di bawah ini perlu diperhatikan:
    1. Apakah latar belakang pengetahuan, kecakapan, dna kemampuan diri sendiri, sudah cukup untuk memecahkan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan topic yang akan dikerjakan?
    2. Apakah waktu, dana telah dipikirkan dengan masak dan mencukupi?
    3. Apakah topic tersebut dapat memperoleh konsultan/pembimbing dengan mudah?
    4. Apakah tidak ada hambatan-hambatan dari pihak-pihak lain, berkenaan dengan topic tersebut? Suatu penelitian tidak akan berhasil dengan memuaskan bilamana mahasiswa tidak mempunyai bekal pengetahuan juga kecakapan tentang cara-cara mencari dan mengolah data yang telah terkumpul.
    1.5.  Obtainable data (Data mudah diperoleh)
    Setiap penelitian memiliki topic atau pokok masalah tertentu.Tiga kriteria yang perlu dipenuhi untuk mengangkat suatu topik menjadi suatu masalah penelitian yaitu manageable topic, significant topic, dan interesting topic. Suatu masalah memenuhi kriteria manageable topic apabila :
    1. Masalah atau topik itu dikuasai oleh peneliti. Peneliti memiliki latar belakang pengetahuan atau kecakapan yang cukup untuk memecahkan masalah itu.
    2. Untuk memecahkan masalah itu ada waktu dan biaya yang cukup.
    3. Ada konsultan untuk memecahkan masalah itu.
    4. Ada pihak yang dapat diajak bekerjasama untuk meneliti masalah itu. (Dani, 2013)

    1.6. Significancy of topic (Penting untuk dikerjakan)
    Suatu penelitian ilmiah tentu berawal dari pemilihan topik yang akan diteliti. Dalam bidang sejarah, topik penelitian harus memenuhi beberapa persyaratan, diantaranya :
    1. Topik itu harus menarik (interesting topic), dalam arti menarik sebagai obyek penelitian. Dalam hal ini termasuk adanya keunikan (uniqueness topic).  
    2. Substansi masalah dalam topik harus memiliki arti penting (significant topic), baik bagi ilmu pengetahuan maupun bagi kegunaan tertentu.
    3. Masalah yang tercakup dalam topik memungkinkan untuk diteliti (manageable topic). Persyaratan ini berkaitan dengan sumber, yaitu sumber-sumbernya dapat diperoleh.
    1.7. Interested topic (menarik untuk diteliti)
    Masalah adalah kata yang sering kita dengar dikehidupan sehari-hari, tak ada seorangpun yang tak luput dari masalah baik masalah yang sifatnya ringan ataupun masalah yang sifatnya berat. Masalah adalah suatu kendala atau persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan baik.
    1.      Apakah topik tersebut secara  pribadi menarik minat dan semangat peneliti
    2.      Apakah topik tersebut dapat menimbulkan rasa ingin tahu (curiousity) secara ilmiah
    3.      Apakah menarik untuk dapat  mengarahkan pada kebenaran ilmiah
                                                                                                                            
    Sumber : http://blogenyongkeh.blogspot.com/2017/01/analisis-topik-proyek-tkj.html

    BAB V ANALISIS TOPIK KERJA PROYEK


  • 1. Kita masuk dulu sebagai superuser atau root.

     2. Buka file konfigurasinya, ada di direktori /etc/network , file konfigurasi bernama interfaces.
         Buka dengan perintah #pico /etc/network/interfaces

    3. Edit script pada file tersebut menjadi seperti pada gambar dibawah ini.
        untuk IP disini kita mengkonfigurasi IP static, karena ini server kita menggunaan IP static
        jika sudah, save file konfigurasinya

    address 192.168.1.2      
    nemask 255.255.255.0
    network 192.168.1.0
    broadcast 192.168.10.255
    gateway 192.168.1.1


       
    4. Langkah selanjutnya, restart aplikasi networkingnya dengan perintah #service networking restart
        dan sudah selesai memberikan ip kepada komputer kita 





    Jika kurang jelas bisa lihat tutorial vidio di bawah ini :


    Sumber : Google 
                   Youtube

    Tutorial cara konfigurasi IP Di Terminal Debian 7

  • 1. Antenna Directional
    Antena jenis ini merupakan jenis antena dengan narrow beamwidth, yaitu punya sudut pemancaran yang kecil dengan daya lebih terarah, jaraknya jauh dan tidak bisa menjangkau area yang luas, antena directional mengirim dan menerima sinyal radio hanya pada satu arah, umumnya pada fokus yang sangat sempit, dan biasanya digunakan untuk koneksi point to point, atau multiple point, macam antena direktional seperti antena grid, dish “parabolic”, yagi, dan antena sectoral.

     Pola radiasi antena Directional :


    Grid Antena

    Antenna Grid Wifi 2,4 GHz dengan Gain 21 Db, sangat cocok digunakan untuk Antenna Wifi Anda. Bisa digunakan untuk Point to Point, atau Klien dari Akses Point anda. Sangat cocok digunakan untuk antenna Klien Rt-Rw Net anda sehingga bisa menekan biaya Investasi awal klien anda.
    Antena grid memiliki kekuatan sinyal hingga 24 dB, sementara antena parabolic hingga 18 dB.  menambah gain antena, namun akan  
    membuat pola pengarahan antena menjadi lebih sempit.

                                                            .


    Yagi Antena

    Antena Yagi adalah jenis antena radio atau televisi yang diciptakan oleh Hidetsugu Yagi. Antena ini dilengkapi dengan pengarah dan pemantul yang berbentuk batang.

    Antenna Yagi terdiri dari tiga bagian, yaitu:

    Driven adalah titik catu dari kabel antenna, biasanya panjang fisik driven adalah setengah panjang gelombang dari frekuensi radio yang dipancarkan atau diterima.

    Reflektor adalah bagian belakang antenna yang berfungsi sebagai pemantul sinyal,dengan panjang fisik lebih panjang daripada driven.Director adalah bagian pengarah antena, ukurannya sedikit lebih pendek daripada driven. Penambahan batang director akan



    Antena Sectoral

    Antena Sectoral hampir mirip dengan antena omnidirectional. Yang juga digunakan untuk Access Point to serve a Point-to-Multi-Point (P2MP) links. Beberapa antenna sectoral dibuat tegak lurus , dan ada juga yang horizontal.
    Antena sectoral mempunyai gain jauh lebih tinggi dibanding omnidirectional antena di sekitar 10-19 dBi. Yang bekerja pada jarak atau area 6-8 km. Sudut pancaran antenna ini adalah 45-180 derajat dan tingkat ketinggian pemasangannya harus diperhatikan agar tidak terdapat kerugian dalam penangkapan sinyal.
                                    
    Pola pancaran yang horisontal kebanyakan memancar ke arah mana antenna ini di arahkan sesuai dengan jangkauan dari derajat pancarannya, sedangkan pada bagian belakang antenna tidak memiliki sinyal pancaran.
    Antenna sectoral ini jika di pasang lebih tinggi akan menguntungkan penerimaan yang baik pada suatu sector atau wilayah pancaran yang telah di tentukan.

    Antena Parabolik

    Antena Parabolik Dipakai untuk jarak menengah atau jarak jauh dan Gain-nya bisa antara 18 sampai 28 dBi dan jenis antena ini juga bisa tersambung dengan jaringan Wifi Kalu kedua antena tersebut saling berhadapan.




     2. Antenna Omnidirectional


    Antena omnidirectional,yaitu jenis antena yang memiliki pola pancaran sinyal ke segala arah dengan daya sama.Untuk menghasilkan cakupan area yang luas,gain dari antena omnidirectional harus memfokuskan dayanya secara horizontal (mendatar,dengan mengabaikan pola pemancaran ke atas dan ke bawah,sehingga antean dapat di letakan di tengah-tengah base station.Dengan demikian,keuntungan dari antena jenis ini adalah dapat melayani jumlah pengguna yang lebih banyak.Namun,kesulitannya adalah pada pengalokasian frequensi untuk setiap sel agar tidak terjadi interferensi.Antena jenis ini biasanya di gunakan pada lingkup yang mempunyai base station terbatas dan cenderung untuk posisi pelanggan yang melebar.

    Antena omni mempunyai sifat umum radiasi atau pancaran sinyal 360-derajat yang tegak lurus ke atas. Omnidirectional antena secara normal mempunyai gain sekitar 3-12 dBi. Yang digunakan untuk hubungan Point-To-Multi-Point ( P2Mp) atau stu titik ke banyak titik di sekitar daerah pancaran. Yang baik bekerja dari jarak 1-5 km, akan menguntungkan jika client atau penerima menggunalan directional antenna atau antenna yang ter arah.Yang ditunjukkan di bawah adalah pola pancaran khas RFDG 140 omnidirectional antena. Radiasi yang horisontal dengan pancaran 360-derjat. Radiasi yang horisontal pada dasarnya E-Field.yang berbeda dengan, polarisasi yang vertikal adalah sangat membatasi potongan sinyal yang di pancarkan. Antena ini akan melayani atau hanya memberi pancaran sinyal pada sekelilingnya atau 360 derjat, sedamgkan pada bagian atas antena tidak memiliki sinyal radiasi.





    Pola radiasi dari antenna Omni :

    sumber : Google(1) 
                   Google(2)

    Antenna Directional & Omnidirectiona


  • 1.1. Manajer proyek (Project manager)
    PM adalah posisi pertama yang harus diisi. Pekerjaan ini diisi ketika proyek masih sekilas di mata orang, karena PM yang pertama menentukan apakah sebuah proyek dapat dikerjakan atau tidak.
    1.2. Pimpinan proyek (Project leader)
    Pimpinan Proyek adalah posisi kedua yang harus diisi. Sangatlah baik jika PM memilih orang ini. Pertama, PM harus bernegosiasi dengan Manajer Fungsional untuk tugas-tugas PL, kemudian yakinkan PL untuk bergabung dalam tim. PL terdaftar pada proposal karena banyak detail proposal dikerjakan oleh PL. Pekerjaan ini sangat bersifat teknis, karenanya pilihlah ahli yang terbaik. Jangan mencari orang yang tidak mempunyai pendirian. Lebih baik mencari orang yang dapat mengingat pembuatan detail keseluruhan proyek tersebut. PL juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. PL akan memimpin keseluruhan wawancara dengan user dan menjadi pengawas harian bagi programmer.
    1.3. Programmer
    PM dan PL akan mulai berpikir tantang siapa yang dapat membentuk tim pemrograman dan bertanya pada Manajemen Fungsional (jika diperlukan) tentang kemampuan orang-orang ini (Programmer). Kemudian, ketika kontrak ditandatangani, mulailah mengumpulkan tim programmer Anda.
    Pertama pilihlah Programmer dengan kemampuan pemrogramannya. Sebagai tambahan carilah keterangan tentang pengalaman mereka, tetapi bukan seseorang yang sudah melakukan hal yang sama selama 5 kali berturut-turut – orang ini akan bosan. Jika kandidat tersebut tidak memiliki pengalaman yang sesuai, hal lain yang dapat dipertimbangkan adalah latar belakang tentang sistem operasi, atau hal lainnya
    Macam-macam programmer
    1. Programmer ahli (The guru programmer)
    Gaya hidup baru telah berevolusi sejak komputer ditemukan. Hal ini adalah Programmer Ahli atau “Hacker”. Orang ini bekerja secara misterius, pada jam-jam yang aneh; suka menentang dan tidak mau diatur, hanya ingin mengerjakan tugas sesuai dengan keinginanya. Tetapi ahli dalam bidangnya, dapat membuat program tugas-tugas yang rumit 10 kali lebih cepat dari orang lain. Disarankan jika Anda memiliki orang ini, organisasikan sebuah tim dan 1 ahli ini dikelilingi oleh para pemula. Hal ini akan sukses jika ahli tersebut senang menjelaskan sesuatu kepada orang lain (seperti yang biasa mereka lakukan) – para pemula akan belajar dari ahli ini.
       2.   Programmer pemula (The junior Programmer)
    Programmer pemula biasanya memiliki bakat dan mempunyai keinginan untuk membuktikan diri mereka. Ada dua keahlian, bagaimanapun itu tidak selalu diajarkan di sekolah : komunikasi tim dan komunikasi manajemen. Selalu ada kompetisi di sekolah. Bahkan pada sebuah tim proyek, para siswa tidak membantu diantara sesama mereka. Mereka mungkin tidak diajarkan untuk berbagi pekerjaan kepada anggota tim yang lain. Dalam sebuah perusahaan seorang anggota tim hanya berhasil jika keseluruhan tim berhasil.

    sumber : https://rizkyafdal88.wordpress.com/2016/06/13/tugas-tanggung-jawab-masing-masing-anggota-tim-proyek/


    BAB IV Tugas dan Tanggung Jawab Masing-masing Anggota Tim Kerja Proyek


  • 1.1. Kebutuhan pelanggan
    Kebutuhan pelanggan adalah keinginan seseorang atau lembaga akan barang ataujasa yang ditawarkan oleh penjual secara berkesinambungan.
    Ada tiga tingkatan atau harapan pelanggan yaitu sebagai berikut :
    1.      Asumsi
    2.      Spesifikasi
    3.      Kesenangan
    1.2. Kepuasan pelanggan
    Kepuasan pelanggan merupakan tanggapan emosional pelanggan setelah membeli suatu produk barang atau jasa. Kepuasan pelenggan adalah suatu tingkatan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari pelenggan dapat terpenihi yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut (Band, 1991). Faktor yang paling penting untuk menciptakan kepuasan konsumen adalah kinerja dari agen yang biasanya diartikan dengan kualitas dari agen tersebut
    1.3. Pangsa pasar
    Pangsa pasar adalah adalah (market segment) bagian dari keseluruhan permintaan suatu barang yang mencerminkan golongan konsumen menurut ciri khasnya, seperti dari tingkat pendapatan, umur, jenis kelamin, pendidikan, dan juga status sosial. Market share ialah bagian pasar yang dikuasai oleh suatu perusahaan dan seluruh potensi jual, biasanya dinyatakan dalam persentase. Atau Pangsa pasar (market share) adalah persentase total dari penjualan suatu perusahaan (dari seluruh sumber) dengan total penjualan jasa ataupun produk dalam industri.
    1.4. Faktor-faktor dalam kebutuhan pelanggan
            1.   Faktor eksternal
    a)   Keluarga
    Keluarga terdiri dari keluarga inti ditambah dengan orang-orang yang mempunyai ikatan saudara dengan keluarga tersebut, seperti kakek, nenek, paman, bibi, dan menantu
    b)   Kelas Sosial
    Pengertian kelas sosial menurut Kotler (1993:225) adalah : “Bagian yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat yang tersusun secara hirarki dan yang keanggotaannya mempunyai nilai, minat dan prilaku yang sama” Lapisan sosial dalam masyarakat dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu, tetapi ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar  suatu tujuan bersama. Alasan yang digunakan bagi tiap-tiap masyarakat berbeda-beda, ada yang berdasarkan pada keturunan, kepandaian, kekayaan dan lain-lain.
       c)   Kebudayaan
    Kebudayaan menurut Kotler ( 1990: 179) adalah : “Faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling mendasar.” Mempelajari perilaku konsumen sama artinya dengan mempelajari perilaku manusia, sehingga perilaku konsumen dapat juga ditentukan oleh kebudayaan, yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan dan tradisi dalam memilih bermacam-macam produk di pasar.
       d)  Kelompok Referensi
    Kelompok referensi menurut Kotler dan Armstrong (1997:161) adalah : “Kelompok -kelompok yang memiliki pengaruh  langsung atau pengaruh tidak langsung pada sikap dan prilaku seseorang.” Kelompok referensi mempengaruhi perilaku seseorang  dalam pembelian dan sering dijadikan pedoman oleh konsumen dalam bertingkah laku Anggota kelompok referensi sering menjadi penyebar pengaruh dalam hal selera. Oleh karena itu konsumen selalu mengawasi kelompok tersebut baik prilaku fisik maupun mentalnya. Yang termasuk kelompok referensi ini antara lain; serikat buruh, team olahraga, perkumpulan agama, kesenian dan lain sebagainya.
           2.  Faktor internal
            a)   Motivasi
    Motivasi menurut Schiffman dan Kanuk (1 991 : 184) adalah : “The driving force within individual that impuls then to action ‘‘ Yang artinya : kekuatan penggerak yang menyebabkan atau memaksa seseorang untuk bertindak atau melakukan kegiatan. Kekuatan penggerak tersebut diakibatkan oleh rasa ketegangan yang merupakan hasil dari akibat tidak terpenuhinya kebutuhan. Setiap manusia secara pribadi baik secara sadar maupun tidak sadar akan berusaha untuk mengurangi rasa ketegangan melalui tingkah laku mereka dalam memenuhi kebutuhannya dan sekaligus untuk mengurangi rasa ketegangan mereka. Seseorang akan mencoba memuaskan kebutuhan yang pertama seperti makan, minum dan tempat tinggal Apabila kebutuhan yang pertama sudah terpenuhi, barulah ia akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang lain .
    Hirarki- kebutuhan menurut Abraham Maslow yang dikutip oleh Kotler (1993:43-56), adalah sebagai berikut :
    1)   Kebutuhan fisiologis, misalnya; makan, minum, tempat tinggal dan sebagainya.
    2)   Kebutuhan akan keselamatan, misahya; perlindungan dari bahaya, ancaman, perasaan aman dan lain sebagainya
    3)   Kebutuhan sosial, misalnya; perasaan menjadi anggota lingkungan, cinta kekeluargaan, kesenangan, pengakuan orang lain atau kelompok.
    4)   Kebutuhan akan penghargaan, misalnya; harga diri, status dan reputasi.
    5)   Kebutuhan pernyataan din, misalnya; pengembangan dan perwujud diri, penyelesaian pekerjaan dan kreatifitas.
    b
    )   Persepsi
    Persepsi menurut Kotler (1993:240) adalah : “Proses dimana seseorang memilih, mengorganisasi dan mengartikan masukan  informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini”.
    Faktor utama dalam persepsi yaitu:
    1)      Stimulus faktor Yaitu faktor yang merupakan sifat fisik suatu obyek seperti ukuran, warna dan ketajaman.
    2)      Individual faktor. Yaitu faktor yang merupakan sifat-sifat individual yang tidak hanya meliputi proses, tetapi juga pengalaman diwaktu yang lampau pada hal yang sama. Dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap produk dapat berbeda  dengan persepsi orang lain.
    c)   Sikap
    Sikap menurut Kotler dan Armstrong (1997:173) adalah : “Evaluasi, peranan dan kecenderungan seseorang yang konsisten  menyukai atau suatu objek atau gagasan”. Sikap konsumen berdasarkan pada pandangan terhadap proses belajar baik dari pengalaman ataupun orang lain. Sikap setiap orang berbeda-beda menurut bagaimana cara seseorang memandang atau menilai  sesuatu dan diharapkan bahwa sikap seseorang dapat menentukan prilaku dari orang tersebut dan dari sikap seseorang juga diharapkan  dapat mengetahui cara berpikir seseorang yang dipengaruhi tingkat pmdidikannya.
    Sikap menurut Winardi (I 991 : 135) adalah : “Suatu keadaan mudah terpengaruh yang dipelajari untuk bereaksi dengan cara yang  positif atau positif secara konsisten sehubungan dengan obyek tertentu”. Secara umum sikap dibentuk oleh informasi yang diperoleh  seseorang melalui pengalaman masa lalu dan hubungan dengan kelompok acuan mereka (keluarga dan kelas sosial).
    d)  Kepribadian
    Kepribadian menurut Swastha dan Handoko (1997:170) adalah : “Karakteristik psikologis yang berbeda dari setiap orang yang memandang respomya terhadap lingkungan yang relatif konsisten “. Kepribadian seseorang dapat dikatakan sama seperti percaya diri, menghargai sesama, bersifat sosial, berjiwa romantis dan sebagainya
    e)   Belajar
    Belajar menggmbarkan perubahan dalam perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Seringkali perilaku manusia  diperoleh dari mempelajari sesuatu. Menurut Swastha dan Handoko (1 987:84) definisi belajar adalah : “Belajar adalah perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai basil akibat adanya pengalaman perubahan-perubahan perilaku tersebut, bersifat tetap atau permanen dan bersifat lebih fleksibel.


    Sumber : http://muhammadalifainul.blogspot.com/2016/09/customer-needskebutuhan-pelanggan.html?m=1



    BAB III Kebutuhan Pelanggan Kerja Proyek

  • Kursor

    Lucky Star - Miyuki Takara

    - Copyright © Welcome to my blog Putri Indah Kusuma - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -